Monday, December 27, 2010




BISA - Memberikan edukasi positif bagi masyarakat

Pembentukan karakteristik dan mental seorang anak harusnya sudah dimulai dari sedini mungkin, saat anak masih dalam kandungan.”Karena dimulai usia kandungan beranjak enam minggu perkembangan pembentukan memori otak anak,perlu mendapat asupan informasi serta program-program yang baik untuk pertumbuhannya kelak. Tujuannya agar sang anak saat terlahir sudah memiliki informasi yang memadai sebagai bekal pembentukan karakternya kelak dimasa yang akan datang “ Ungkap Agus Sutiyono,seorang Master Reiki dan Founder Reiki Institute.
Pembentukan struktur berpikir dan struktur mental anak,setelah lahir sebaiknya dilakukan orang tua harus dimulai dari awal,dan pendidikan mental inilah harus dilakukan orang tua di rumah.Hal ini menurut Agus Sutiyono,agar si orang tua dapat mengambil tindakan preventif atas perkembangan mental anak saat mereka terjun keluar rumah dan lingkungannya kelak.”Edukasi positif didalam keluarga tentu sangat penting untuk mengurangi atau meminimalisasi referensi-referensi memori dalam otak terhadap hal-hal negatif”, Ungkap Agus Sutiyono.

Orang tua harus membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan mekanisme kerja otak sehingga orang tua dapat mempersiapkan rel sukses untuk anak-anaknya kelak. Keperibadian serta mental anak terbentuk berdasarkan apa yang dia lihat, didengar dan dirasakan. Kabar buruknya apapun yang anak dengar, lihat dan dirasakan, ketika sudah terjadi semuanya termemori didalam otak, dan semua yang sudah termemori tidak mungkin bisa hilang .

“ Dapat dibayangkan bagaimana anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik jika yang di lihat , didengar dan dirasakan adalah seringkali hal-hal yang negatif. Kecenderungan anak yang ditinggal bekerja oleh kedua orang tuanya, seringkali sang anak kurang memiliki sentuhan emosional yang mengakibatkan akan menjadi tidak sensitif atau bahkan menjadi asosial. Menyadari akan hal ini maka pendidikan tentang Parenting dan Hipnosis menjadi sangat penting diberikan kepada orang tua untuk mengetahui strategi apa dalam komunikasi kerja otak agar orang tua dapat mempersiapkan masa depan putera-puterinya kelak”. Jelas Agus Sutiyono

Bina Insan Indonesia

Tergerak melihat perkembangan mental anak bangsa yang semakin terpuruk,Agus Sutiyono memposisikan diri ikut andil dalam organisasi LSM Bina Insan Indonesia (BISA),lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk memberikan edukasi positif kepada masyarakat dengan pendidikan dan pembinaan mental masyarakat .LSM BISA yang memiliki tujuan utama pada fokus social engineering ini,melihat dimana kondisi masyarakat sudah sampai pada titik nadir kekhawatiran terendah yang dirasakan sangat mendalam.” Tentu kita tidak mau Indonesia, yang dulu dikenal sebagai family country.negara yang punya budi pekerti luhur dan tatakrama yang baik dimata Internasional terkikis oleh mental-mental yang lemah dan negatif .Oleh sebab itu kita harusnya wajib memikirkan pembinaan mental kepada masyarakat,terutama generasi muda”, Ungkap Agus Sutiyono,yang menjabat Sekjen dalam organisasi LSM BISA.

LSM BISA yang secara otomatis juga menjadi partnership BNN (Badan Nasional anti Narkoba),lewat Indonesia Reiki Institute lembaga yang memfokuskan pada teraphy mental dan fisik masyarakat ini, mencoba untuk menjadi jembatan bagi berbagai komponen masyarakat diberbagai daerah dengan memasukkan konten-konten program dalam kehidupan mereka. LSM BISA melakukan aksi Pendidikan Balik Kerumah untuk dapat melakukan recovery mental pada jaringan keluarga, sehingga akan terlahir generasi –generasi muda yang tangguh karena dididik oleh orang tua yang mengerti bagaimana mendidik dengan mengenali menisme kerja otak sehingga dapat memasukkan berbagai pembelajaran tentang hidup pada saat yang tepat sehingga memeiliki daya ungkit luar biasa untuk menjadikan generasi yang luar biasa. Recovery Mental Anak Bangsa melalui dengan memberdayakan masyarakat ditingkat keluarga. Hal ini menjadi sangat penting karena pembentukan mental yang baik akan mampu meminimalkan pengaruh negatif pada masa perkembangan anak sehingga dia akan terhindar dari berbagai pengaruh lingkungan yang negatif dalam masa pertumbuhannya.Kedepan LSM BISA akan mengajak berbagai komponen untuk terlibat secara bersama melakukan Recovery Mental ini dengan membuat mobil keliling yang akan dapat melayani masyarakat sampai tingkat yang paling dasar (keluarga). Mobil keliling itu kelak akan dilengkapi dengan Community Development Consultant dan HypnoParenting Consultant yang akan mendidikan masyarakat untuk lebih peduli dan paham akan masa depan Bangsa melalui progran pendidikan yang baik dan benar dirumah.


“Terutama masalah kecanduan narkoba,tentu ini adalah prioritas utama bagi kami,untuk memberikan kesadaran dan pembinaan mental.Kedepan Insya Allah dengan program pendidikan keliling lewat mobil keliling yang akan menjadi program CSR dengan menggandeng perusahaan – perusahaan yang peduli akan recovery mental pada masyarakat,akan kami berikan edukasi mental dan konsulting dari rumah kerumah dan dimulai mungkin dari kelurahaan hingga ke kecamatan”, ungkap Agus menjelaskan rencana kedepan.Dengan 13,000 anggota Indonesia Reiki Institute di Indonesia yang tersebar diseluruh Indonesia bahkan ada di mancanegara,seperti Amerika ,Canada dan Arab Saudi.

LSM BISA dan Indonesia Reiki Institute akan memberikan training,coaching dan sharing kepada masyarakat sehingga terpola ruang-ruang kesadaran untuk dapat meningkatkan kualitas hidupnya. BISA, menggunakan pula model partnership bersama LSM-LSM serta komponen masyarakat lainnya untuk dapat bergandengan tangan, mentaukan hatu dan pikiran untuk masa depan Bangsa yang lebih gemilang dimasa yang akan datang. Indonesia memiliki semua kekuatan yang tidak dimiliki oleh Bangsa lain, maka Indonesia harus bangkit menyadari akan berbagai potensi yang telah Tuhan berikan. BNN merupakan bagian dari komunitas masyarakat,tentunya bila ada program kerja yang dapat berjalan dan kita satukan,tak menutup kemungkinan kita akan berjalan seiring “, Ungkap Agus Sutiyono menjawab kemungkinan kerjasama yang dilakukan bersama dengan BNN.

Dalam pelaksanaan sosialisasi dan rekruitmen ke anggotaan BISA menggunakan teknologi berbasis ICT.” Tentunya ini cara kita untuk memudahkan temen-temen dan masyarakat yang berminat menjadi anggota BISA.Kami bangun sarana online agar siapapun bisa mengakses dan regristrasi keanggotaan. Diharapkan nantinya kartu anggota BISA pun bisa menjadi venue bagi mereka dalam bertransaksi dengan beberapa minimarket yang ada di Indonesia, selain kemudahan transaksi lainnya” jelas Yaya Hermawan,Ketua I LSM bisa disela-sela press conference beberapa waktu lalu, yang diadakan di kawasan Blok S Jakarta Selatan baru-baru ini.

Management Consultant

Sukses tak hanya menjadi bagian segelintir orang, tetapi menjadi hak setiap orang. Karena itu, jangan pernah menyerah untuk meraih sukses yang Tuhan sediakan. Namun untuk meraihnya, tentu membutuhkan waktu, cara, dan jalan yang mungkin setiap orang akan berbeda. Karena itu, “to be your self, (jadilah diri anda sendiri), karena setiap orang bisa miliki cara dan jalan dalam meraih sukses di bidang masing-masing.

Itulah sekelumit untaian motivasi yang membesarkan dari perjalanan dan pengalaman Agus Sutiyono yang kini sukses menggeluti dunia motivasi, sebagai Founder & Master Reiki-Indonesia dari Reiki Institute. Ia mengaku, pengalaman sulit masa lalu telah menginspirasi banyak hal dalam dirinya hingga terpacu untuk merubah dan menggapai kehidupan yang lebih baik.

“Saya dulu susah, ga punya uang. Orang tua pas-pasan dan tidak pintar. Lingkungan yang ada juga kurang mendukung saya untuk meraih pendidikan lebih baik. Saya benar-benar dibenturkan dalam situasi dan kondisi yang serba sulit. Tapi bersyukur, justru hal itu telah memacu semangat saya untuk bisa keluar dari lingkaran ini. Di benak saya, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Faktanya banyak orang yang tidak bisa baca dan tidak sekolah, tapi karena memiliki tekad dan motivasi tinggi, akhirnya bisa meraih sukses,” ungkap Agus Sutiyono, mengenang masa lalu dan ihwal keseriusannya menggeluti bidang motivasi.

Pengalaman inilah yang ia tularkan kepada orang lain dengan memberikan motivasi. Ia mengaku menekuni bidang Human Capital Development Specialist Bidang Management-Marketing-Sales and Services sejak tahun 1990-an dengan menggunakan tools NLP,Hypnosis dan Reiki . Tools itu sebenarnya telah dikenal sejak berabad-abad tahun lalu. Reiki sendiri merupakan teknik empowering (bahasa Jepang) yang berarti “Kekuatan Universal”, atau “Energi Ilahi”, memiliki kekuatan dan manfaat besar untuk mengaktifkan potensi dasar manusia untuk dapat menjalankan fungsi kekhalifahan di alam semesta. Reiki merupakan keajaiban spiritual yang bisa mengantarkan seseorang memiliki kemampuan istimewa. Di antaranya kemampuan penyembuhan berbagai penyakit untuk diri sendiri, orang lain, serta kemampuan energi perlindungan agar tetap bugar. Makin lengkaplah bekal yang didapat yang sengaja ia padukan antara reiki, ilmu keguruan (pendidikan), serta wawasan manajemen bisnis praktis (modern) untuk pengembangan SDM. Apalagi sebelumnya, dia juga sudah malang melintang bekerja di beberapa perusahaan yang sebagian di antaranya dilakukan sembari kuliah. Misalnya tahun 1990-1994 dia sudah dipercaya menjadi Program Manager dan Penyiar Radio Ros Jakarta.

Dari dasar kemampuan meramu dan memadukan NLP, Hypnosis dan Reiki ini, lalu dikembangkan ke dalam Training-training yang lebih spesifik, yakni hypno Reiki, hypno Parenting-Sales Magic. Hypnoreiki katanya, merupakan dua tools resultante yang memiliki kekuatan dahsyat. Yakni kekuatan energi Illahi dan kekuatan pikiran bawah sadar yang bisa digunakan untuk penyembuhan dengan memasukikan teknik pemrogrman energi Reiki dengan Hypnosis sehingga memiliki kekuatan efektif Untuk meningkatkan kualitas dalam penyembuhan berbagai penyakit.Baik fisik maupun psikis.Mampu menyembuhkan fobia, serta berbagai hambatan mental dalam waktu yang sangat cepat dan sangat efektif. “Tentu untuk bisa melakukannya ada teknik dan cara yang harus dipelajari. Karena itu kami sering menggelar workshop dan pelatihan tentang hypnoReiki ini. Sebenarnya sangat mudah dipelajari dan menyenang “ Ujar Agus .

Bahkan belakangan pihaknya gencar mengembangkan reiki untuk pendidikan anak melalui hypno parenting. Bahkan dia juga menulis buku khusus hypno parenting dengan judul “Dahsyatnya hypnoparenting”. Bidang pendidikan ini sejalan dengan latar belakang pendidikan yang pernah digelutinya, yakni IKIP-Jakarta, 1994. Begitu pula ketertarikannya pada SDM, karena sebelumnya memang pernah menempuh Magister Management IPMI Jakarta, dengan spesialisasi Program Manajemen SDM tahun 1996. Selain itu, pria kelahiran Solo-Jawa Tengah tahun 1968 ini, juga pernah mengikuti Indonesia –Australia Spesialist Project II, Human Right Program University of Sydney (UTS) Australia pada tahun 2003.

Menurutnya, sukses berangkat dari lingkungan keluarga. Sayangnya banyak orang tua menemui berbagai kesulitan dalam mendidik anaknya. Apalagi faktanya dalam keluarga, acap dijumpai anak yang malas belajar, tidak suka makan, kurang percaya diri, atau bahkan anak yang nakal dan suka mengganggu orang lain. “Kondisi ini kerap membuat pusing orang tua. Padahal kondisi tersebut bisa diatasi dengan mudah di antaranya melalui teknik hypno parenting dan memberi motivasi positif,” ujarnya. teknik hypno parenting dapat mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan sugesti berupa kalimat positif. Misalnya ‘Kamu pintar dan rajin’. Kamu senang belajar dan selalu mengerjakan tugas dengan baik”, serta berbagai sugesti positif lain yang mengarah pada upaya memotivasi anak. Hal seperti itu, dengan sendirinya akan tertanam kuat di benak sang anak. Karena itu, ia menyarankan agar orang tua menghindari dalam menggunakan kata-kata yang bernuansa negatif.

Kemampuannya sebagai motivator memang sudah teruji. Apalagi sebelumnya bahkan hingga sekarang, dia juga menjadi konsultan dan traniner bagi pengembangan SDM di beberapa perusahan dan institusi pemerintah. Sejak tahun 2000, dia sudah dipercaya menjadi konsultan dan trainer di beberapa perusahaan besar dan lembaga pemerintahan. Di antaranya menjadi konsultan/trainer PT Indosat, PT Pertamina, PT Interbat, PT Indo Farma, PT Mandira Era Wisata. Bahkan juga di lembaga pemerintah, seperti konsultan dan trainer Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi DKI Jakarta (2002-Sekarang), konsultan/tenaga ahli Dinas Trantib DKI Jakarta, serta Tenaga Ahli Dirjen HAM Departemen Kehakiman dan HAM.

Karena banyaknya job, beberapa di antaranya terpaksa masih dirangkap hingga sekarang. Padahal sejak tahun 2001 hingga sekaang, dia juga Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan di UNJ. Tak pelak jika hari-harinya selalu padat dengan kesibukan. Apalagi hingga sekarang, dia juga masih aktif di beberapa organisasi kemasyarakatan. (Beng Aryanto)



JAKARTA: Pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia sudah saatnya dikembalikan lagi dasarnya dari keluarga di rumah dengan orang tua sebagai pengendali karena kondisi lingkungan di luar rumah dan sekolah kurang kondusif.

Pendiri Reiki Institut Indonesia Agus Sutiyono mengatakan kini kondisi lingkungan yang semakin kurang kondusif bagi proses pembentukan SDM berkualitas itu akibat pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang dimanfaatkan secara tidak benar dan prilaku buruk sejumlah warga.

“Untuk itulah kami mengembangkan teknik hypnoparenting yang dapat menjadi alternatif bagi para orang tua dalam mendidik anaknya sehingga berkembang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan sukses,” katanya hari ini.

Dia mengatakan kini kondisi lingkungan di luar rumah dan sekolah cenderung tidak kondusif, antra lain ditandai oleh banyaknya tindak kekerasan, kriminalitas dan ketidak adilan, yang dapat dilihat langsung dengan mata kepala maupun dari pemberitaan media cetak dan elektronik.

Kondisi lingkungan yang tidak kondusif dapat berpengaruh buruk terhadap kijiwaan seseorang jika dia tidak memiliki penangkal dalam dirinya yang dibangun sejak dini oleh orang tuanya di rumah dengan nilai-nilai keluhuran.

Menurut Agus lingkungan yang buruk harus diubah menjadi lebih baik karena dalam proses pendidikan tercakup di dalamnya pendidikan formal di sekolah dan pendidikan infrormal melalui rumah dan lingkungan.

“Padahal, pendidikan menjadi faktor terpenting dalam menciptakan anak yang cerdas, kreatif dan stabil. Sehingga dari dalam keluarga itulah seharusnya dibangun basic yang lebih kuat agar siap berjuang untuk sukses,” ujarnya.

Dosen Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Jakarta itu juga mengungkapkan banyak orang tua kesulitan dalam mendidik anaknya yang masih malas belajar, kurang percaya diri, susah makan, nakal dan suka mengganggu.

Kondisi yang sering membuat pusing orang tua itu dapat diatasi dengan teknik hypno parenting yakni memberi sugesti dengan kalimat positif yang mengarah pada upaya memotivasi anak untuk berhasil dan bukan dengan kata-kata negatif.

“Kalimat yang positif dan memotivasi yang disampaikan orang tuanya akan tertanam kuat di benak sang anak. Sebab, kesuksesan seseorang itu berangkat dari lingkungan keluarganya,” katanya.

Agus yang Sekjen Bina Insan Indonesia mengatakan agar berhasil dalam membangun SDM anak dari rumah tinggalnya, para orang tua ditutut agar dapat menghidari sikap inkonsistensi dalam segala hal yang akan dilihat anaknya.

Selai itu, orang tua tidak boleh banyak intervensi dengan memperlakukan anaknya sebagai anak kecil dan bukan manusia kecil, serta membandingkan anak dengan dirinya saat masih anak- anak. Padahal kondisinya sudah jauh berbed.

Menurut dia teknik hypnoparenting akan dikembangkan menjadi gerakan nasional yang menyentuh seluruh lapisan rumah tangga hingga tingkat Rukun Tetangga (RT) di pelosok Tanah Air agar terbentuk suatu lingkungan yang lebih kondusif.

“Lingkungan yang baik akan mendukung keberhasilan pendidikan untuk membangun SDM berkualitas, yang meliputi 3 faktor yaitu sekolah, rumah dan lingkungan. Anak-anak harus punya daya juang untuk merai kesuksesan,” ujarnya.

Workshop Koordinasi dan Sinergitas Rumah Pintar dengan PTK-PNF Depdiknas

Pada tanggal 4-5 November 2009 lalu, SIKIB bersama Depdiknas kembali membuat workshop. Workshop kali ini merupakan bentuk tindak lanjut dari kerjasama SIKIB dengan Direktorat Jenderal PTK-PNF Depdiknas dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan salah satu program SIKIB yaitu Indonesia Pintar khususnya pada program Rumah Pintar.

Sesuai dengan tema yang diusung kali ini yaitu Workshop Koordinasi dan Sinergitas Rumah Pintar dengan PTK-PNF, maka SIKIB mengundang para pengelola dan tutor hampi rdi seluruh Indonesia untuk hadir di Jakarta. Tepatnya di aula gedung Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun, Jakarta Timur.

Workshop Koordinasi dan Sinergitas Rumah Pintar dengan PTK-PNF Depdiknas ini bertujuan untuk merumuskan program-program yang akan dijalankan di masing-masing Rumah Pintar tahun 2010. Merumuskan pola sinergitas antara program Rumah Pintar dengan Direktorat PTK PNF dan Direktorat Pendidikan Kemasyarakatan Depdiknas. Selain itu untuk membina koordinasi antar pengelola Rumah Pintar di seluruh Indonesia.

Workshop ini dihadiri sekitar 60 pengelola dan tutor dari Rumah Pintar di beberapa daerah di Indonesia. Hadir pula Istri Menteri Pendidikan yang juga tergabung dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu, Ibu Laily Muhammad Nuh untuk membuka workshop dan memberikan materi mengenai managemen Rumah Pintar. Selain itu, Ibu Ella Yulaelawati, P. hD dari Direktorat Pendidikan Masyarakat Depdiknas, Drs.Nasrudin M.Pd dari Kasubdit Pendidik PNF Depdiknas dan Dr. Agus Sutiyono, Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UNJ juga turut partisipasi dalam pemberian materi.

Pada hari kedua dalam workshop ini, Ibu Okke Hatta Rajasa selaku koordinator program Indonesia Pintar hadir pula untuk memberikan gambaran mengenai rangkaian program SIKIB yang terdiri dari 5 pilar yaitu Indonesia Pintar, Indonesia Peduli, Indonesia Hijau, Indonesia Kreatif dan Indonesia Sehat. Para istri Menteri mendedikasikan ilmu dan waktu mereka untuk mengajak perempuan dalam memaksimalkan potensinya untuk mencapai kesejahteraan melalui kelima pilar tadi. Dalam kesempatan itu pula, beliau berpesan padaseluruh hadirin untuk terus berusaha menjadi agent of change di masing-masing Rumah Pintar agar tercipta masyarakat yang sejahtera, khususnya bagi masyarakat sekitar Rumah Pintar. Setelah pemaparan tersebut, Ibu Okke Hatta Rajasa juga menyampaikan salam hangat dari Ibu Negara untuk seluruh peserta yang mengikuti workshop, para undangan, narasumber dan panitia yang diketuai oleh Dr. Sofia Hartati, M.Psi yang telah banyak berjasa sehingga workshop ini dapat terselenggara. [tya]

Reiki Fenomena Dalam Penyembuhan

13 Desember 2010 - 17:00:00 WIB
Diposting oleh : Suryo Saputro (suryo@wartaekonomi.com)
Kategori: - Dibaca: 500 kali


Bukan sulap, bukan sihir atau ilmu- ilmu jin, itu lah yang terjadi saat telapak tangan di tempelkan ke leher seorang yang tengah sakit kepala lalu dengan sekejap sakit kepala itu hilanag.Ini adalah Reiki yang dalam bahasa Jepang berarti energi ilahi atau energi alam". Ujar Agus Sutiyono, pendiri Indonesia Reiki Institute.

Reiki berawal dari Tibet dan berkembang pesat di Jepang dan sudah dipraktekkan sejak berabad-abad tahun lalu. Reiki memiliki kekuatan dan manfaat besar untuk mengaktifkan potensi dasar manusia menjalankan fungsi kekhalifahan di dimuka bumi. Karna filosofi Reiki adalah untuk kesembuhan bersama.

Seperti yang dikatakan oleh ," Agus Sutiyono, pendiri Indonesia Reiki Institute, bahwa Reiki merupakan keajaiban spiritual yang bisa mengantarkan seseorang memiliki kemapuan istimewa yaitu kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dan memiliki energi sebagai perlindungan dan kebugaran.

Terapi Reiki, menurut Agus, merupakan metode penyembuhan penyakit oleh energi ilahi atau energi alam, menggunakan tubuh kita sebagai media transformasi. sangat sederhana, energi alam tadi ditangkap tubuh kita lalu disalurkan melalui telapak tangan. Tuturnya. Banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi Reiki baik menyakit pisik maupun psikis dari yang ringan hingga yang berat.

"Yang dilakukan para dokter dan praktek pengobatan adalah sebuah stimulan proses kesembuhan. Sesungguhnya tubuh kita sendirilah, melalui mekanisme imunitas tubuh, sel-sel darah putih dan organ-organ tubuh lainnya bekerja mengatasi dan menyembuhkan penyakit kita," ujarnya

Ada 16 tempat di tubuh kita, yang disebut cakra, yang harus disentuh tangan sebagai tempat masuknya energi alam ke dalam tubuh kita. Seperti kepala, lengan, leher, punggung, dan lutut

"Efektif tidaknya penyembuhan Reiki, bergantung pada kemampuan kita mengalirkan energi di seluruh tubuh hingga mencapai tahap relaksasi, yaitu menonaktifkan pikiran. Menonaktifkan bukan berarti pikiran kita kosong, melainkan memikirkan hal-hal positif yang kita miliki ujar penulis buku Dahsyatnya Hypnoparenting ini .

Manfaat Reiki dapat dirasakan bila dilakukan secara rutin setiap hari. "Siapa pun boleh melakukan dan menerima Reiki, termasuk wanita hamil dan anak-anak. Mempelajari Reki tidaklah sulit, tidak ada pantangan apa-apa, hanya dalam waktu singkat dan beberapa kali pertemuan saja seorang sudah dapat menguasai ilmu Reiki untuk tingkat tertentu, Imbuh Agus yang membuka praktek untuk umum di kampus UNJ pada minggu ke dua dan ke empat setiap bulanya secara gratis. Saat ini Agus pun mengembangkan reiki ke arah hipnoreiki, yaitu gabungan antara Reiki dan hypnosis, dua kekuatan antara energi ilahi dan kekuatan alam bawah sadar.

Sufri Yuliardi (sufri@wartaekonomi.com)

Suara Karya-On Line-Suara Karya.news.dom




Sering Berdasarkan "Warisan" Orangtua

JAKARTA (Suara Karya) Tugas sebagai orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak sebenarnya sangat berat dan penuh tantangan. Sebagian orangtua hanya memiliki bekal pengalaman sebagai anak yang dulunya dididik dan dibesarkan orang tuanya dan mengasuh anak-anaknya dengan pola asuh "warisan" tersebut

"Hal ini mengakibatkan kita memperlakukan anak-anak sebagaimana orangtua memperlakukan kita. Padahal, seharusnya kita memperlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan oleh orangtua dulu," kata Master Reiki Indonesia dari Reiki Institut Dr Agus Sutiyono MM, dalam penjelasannya kepada wartawan,di Jakarta, Kamis.

Mcnurut Agus Sutiyono, orangtua harus mampu mendeteksi kebutuhan anak dan memfasilitasinya, bukan malah membatasi gerak dan perkembangan anak dengan berbagai larangan dan pantangan.

Orangtua terkadang kekurangan informasi dan pengetahuan tentang apa yang sebaiknya dilakukan dalam proses mendidik anak. Hal ini menimbulkan kesalahan karena ketidaktahuan orangtua dalam memberikan rangsangan pada anak agar otaknya berfungsi optimal.

Menurut Agus Sutiyono, ada tiga kesalahan orangtua yang dapat menghambat pembentukan pola perilaku anak. Pertama inkonsisten-si. Contoh inkonsistensi ini misalnya, orangtua memin ta agar anak anaknya bela jar, sementara oranglua sendiri asik nonton sinetron. "Sebagai orang tua yang dijadikan teladan oleh anak anak, kita harus berusaha menjaga konsistensi dalam segala hal," katanya.

Kedua, terlalu intervensi. Orang tua kerap mem-perlakjukan putra-putrinya sebagai anak-anak. Padahal, mereka adalah manusia kecil yang seharusnya sudah mulai diperkenalkan pada persosalan-persoalan yang terjadi dalam kehidupan. "Anak seharusnya sudah mulai diberi arahan untuk bertanggung jawab pada diri sendiri," kata Agus.

Ketiga, membanding-bandingkan. Orangtua ke-rap mebanding bandingkan kondisi yang dialami anak anak dengan apa yang orangtua alami dan rasakan sekarang. Hal ini merupakan bentuk analogi yang tidak relevan karena jaman sekarang tentu berbeda dengan jaman para orangtua dahulu tumbuh dan berkembang.

"Mulailah mengubah sudut pandang dengan berusaha menyelami apa yang anak-anak trasakan dan alami di jaman merekla ini," kata Agus yang belakangan gencar mengembangkan reiki untuk pendidikan anak melalui hypnoparent-ing. Bahkan dia juga menulis buku khusus hypnopa-renting dengan judul Dahsyatnya hypnoparenting.

(Slnulh BS)

Saturday, December 11, 2010

Pola Asuh Anak

POLA ASUH ANAK
Sering Berdasarkan "Warisan" Orangtua

Jumat, 10 Desember 2010
JAKARTA (Suara Karya): Tugas sebagai orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak sebenarnya sangat berat dan penuh tantangan. Sebagian orangtua hanya memiliki bekal pengalaman sebagai anak yang dulunya dididik dan dibesarkan orang tuanya dan mengasuh anak-anaknya dengan pola asuh "warisan" tersebut.

"Hal ini mengakibatkan kita memperlakukan anak-anak sebagaimana orangtua memperlakukan kita. Padahal, seharusnya kita memperlakukan anak-anak seperti kita ingin diperlakukan oleh orangtua dulu," kata Master Reiki Indonesia dari Reiki Institut Dr Agus Sutiyono MM, dalam penjelasannya kepada wartawan, di Jakarta, Kamis.

Menurut Agus Sutiyono, orangtua harus mampu mendeteksi kebutuhan anak dan memfasilitasinya, bukan malah membatasi gerak dan perkembangan anak dengan berbagai larangan dan pantangan.

Orangtua terkadang kekurangan informasi dan pengetahuan tentang apa yang sebaiknya dilakukan dalam proses mendidik anak. Hal ini menimbulkan kesalahan karena ketidaktahuan orangtua dalam memberikan rangsangan pada anak agar otaknya berfungsi optimal.

Menurut Agus Sutiyono, ada tiga kesalahan orangtua yang dapat menghambat pembentukan pola perilaku anak. Pertama inkonsistensi. Contoh inkonsistensi ini misalnya, orangtua meminta agar anak-anaknya belajar, sementara orangtua sendiri asik nonton sinetron. "Sebagai orang tua yang dijadikan teladan oleh anak-anak, kita harus berusaha menjaga konsistensi dalam segala hal," katanya.

Kedua, terlalu intervensi. Orang tua kerap memperlakjukan putra-putrinya sebagai anak-anak. Padahal, mereka adalah manusia kecil yang seharusnya sudah mulai diperkenalkan pada persosalan-persoalan yang terjadi dalam kehidupan. "Anak seharusnya sudah mulai diberi arahan untuk bertanggung jawab pada diri sendiri," kata Agus.

Ketiga, membanding-bandingkan. Orangtua kerap mebanding-bandingkan kondisi yang dialami anak-anak dengan apa yang orangtua alami dan rasakan sekarang. Hal ini merupakan bentuk analogi yang tidak relevan karena jaman sekarang tentu berbeda dengan jaman para orangtua dahulu tumbuh dan berkembang.

"Mulailah mengubah sudut pandang dengan berusaha menyelami apa yang anak-anak trasakan dan alami di jaman merekla ini," kata Agus yang belakangan gencar mengembangkan reiki untuk pendidikan anak melalui hypnoparenting. Bahkan dia juga menulis buku khusus hypnoparenting dengan judul Dahsyatnya hypnoparenting. (Singgih BS)
Reiki, Manfaatkan Energi Ilahi

Agus Sutiyono bicara Hypnoparenting (dok Agus Sutiyono)Jakarta, 11 Desember 2010 12:54
Agus Sutiyono menyentuh leher seorang lelaki yang mengeluh sakit kepala berkepanjangan. Setelah meminta lelaki itu menarik napas beberapa kali secara teratur, lalu memejamkan mata, Agus sambil berdo'a mengalirkan energi melalui telapak tangannya ke leher lelaki tadi.

Sejenak kemudian, ia meminta lelaki itu mengucapkan kata-kata afirmasi, bahwa "saya sudah sembuh sekarang." Dan... ketika diminta menggerak-gerakkan lehernya, lelaki itu mengaku sudah tidak lagi menderita sakit kepala. "Kepala terasa enteng," ujar lelaki tadi, seraya berterima kasih pada Agus Sutiyono.

Bukan sulap, bukan sihir. Bukan pula ilmu jin. Ini adalah terapi Reiki, yang sudah dipraktekkan sejak berabad-abad lalu. Kata Reiki sendiri, dalam bahasa Jepang, berarti "energi ilahi" atau "energi alam". Reiki ini memiliki kekuatan dan manfaat besar untuk mengaktifkan potensi dasar manusia menjalankan fungsi kekhalifahan di alam semesta.

"Reiki merupakan keajaiban spiritual yang bisa mengantarkan seseorang memiliki kemampuan istimewa, di antaranya kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit untuk diri sendiri maupun orang lain, serta kekuatan perlindungan agar tetap bugar," kata Agus Sutiyono, 42 tahun, Master Reiki, kepada Gatra.com di Jakarta, belum lama ini.

Terapi Reiki, menurut pendiri Indonesia Reiki Institute ini, merupakan metode penyembuhan penyakit oleh energi ilahi atau alam, dengan media tubuh kita. Energi alam tadi ditangkap tubuh kita dan disalurkan melalui telapak tangan.

"Yang dilakukan para dokter dan praktek pengobatan sesungguhnya hanyalah stimulan bagi proses kesembuhan. Tubuh kita sendirilah yang sebenarnya --melalui mekanisme imunitas tubuh, sel-sel darah putih dan organ-organ tubuh lainnya-- bekerja mengatasi dan menyembuhkan penyakit kita," kata penulis buku Dahsyatnya Hypnoparenting ini.

Agus, yang menolak keras tudingan kalau ilmu ini melibatkan jin, menjelaskan, Reiki dapat dipraktekkan sendiri ataupun dengan bantuan seorang Master Reiki. "Ada 16 tempat di tubuh kita, yang disebut cakra, yang harus disentuh tangan sebagai tempat masuknya energi alam ke dalam tubuh kita. Di antaranya kepala, lengan, leher, punggung, dan lutut," jelas dosen di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu, kepada wartawan. Agus sendiri, pada minggu kedua dan keempat setiap bulannya, menjalankan praktek pengobatan melalui Reiki secara gratis bagi masyarakat, di kampus UNJ Rawamangun, Jakarta.

"Efektif tidaknya penyembuhan Reiki, bergantung pada kemampuan kita mengalirkan energi di seluruh tubuh hingga mencapai tahap relaksasi, yaitu menonaktifkan pikiran," tulis Agus, dalam blognya (www.agussutiyono.blogspot.com). Menonaktifkan bukan berarti pikiran kita kosong, melainkan memikirkan hal-hal positif yang kita miliki.

Menurut Sekjen LSM BISA itu, ketika reiki dilakukan pada diri kita sendiri, kita tidak merasakan apa-apa. Namun, saat kita mempraktekkan Reiki terhadap orang lain, tangan seakan ada yang menarik begitu ditempelkan pada bagian tubuh yang mengalami gangguan.

Sedangkan pada orang yang melakukan Reiki, getaran tangan bisa semakin keras. Sebaliknya, orang yang menerima Reiki akan merasakan sensasi seperti rasa hangat yang menjalar.

Manfaat reiki ini, saran Agus, dapat dirasakan bila dilakukan secara rutin setiap hari. "Siapa pun boleh melakukan dan menerima Reiki, termasuk wanita hamil dan anak-anak. Hanya saja, pada orang cacat yang tidak memiliki tangan, reiki harus dibantu orang lain. [TMA]