Sunday, April 10, 2011

Hypnoparenting Ubah Perilaku Anak Jadi Positif

Masalah yang selalu dikeluhkan orang tua tentang anak seakan-akan tidak pernah berakhir. Anak malas belajar, susah makan, lambat berbicara dan masih banyak masalah lainnya. sebenarnya ada cara sederhana yang dapat membantu yaitu dengan hypnoparenting.

Anak adalah karunia Tuhan yang paling berharga dan orang tua memiliki tanggung jawab untuk menjadikan anak bermanfaat untuk dirinya dan juga orang lain. Untuk bisa mendidik anak menjadi pribadi mandiri, sehat, baik, pintar, berbudi pekerti dan masih banyak lagi karakter positif lainnya yang diinginkan orang tua kepada anaknya, memanglah tidak mudah. Banyak faktor yang akan mempengaruhinya, tidak hanya keluarga tetapi juga lingkungan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan watak anak. Namun orang tua merupakan tiang pondasi anak belajar berperilaku.


Keluarga adalah basis pendidikan yang paling utama dan orang tua merupakan figure utama pendidik dalam keluarga. Keteladanan orang tua merupakan pola pendidikan yang paling efektif. Kasih sayang dan komunikasi antar anggota keluarga ditambah dengan contoh nyata dari figure orang tua merupakan unsur penting dalam mendidik anak.

Karena setiap anak memiliki karakter khas yang berbeda satu sama lain, maka tugas orang tua untuk menemukan metode mendidik sesuai dengan karakter anak. Sehingga anak tidak merasa melakukan sesuatu karena terpaksa tetapi karena menyakini itu yang terbaik.

Alihkan Perhatian

Ada masanya orang tua mulai dipusingkan dengan tingkah pola anaknya. Susah makan perkembangan berbicarnya yang lambat, tidak mau sekolah atau belajar, tidak mau menurut apa yang diperintahkan orang tua dan masih banyak lagi tingkah pola anak yang membuat pusing orang tua. Meski sudah menggunakan berbagai cara, dari cara yang halus hingga sedikit kasar, misalnya mencubit, tapi yatanya si anak tidak ada perubahan.

Kecendrungan orang tua dalam mendidik anak menurut Dr. Agus Sutiyono, MM pengajar Hypnoparenting, seringkali mencontoh orang tua ketika mendidiknya. Padahal situasi dan kondisinya berbeda, jadi tidak bisa diterapkan cara yang sama.

Perilaku anak mencontoh apa yang ia dengar, rasakan dan lihat. Rumah adalah tempat ia belajar. Jadi bagaimana orang tuanya berperilaku, lingkungannya berperilaku, akan memberikan pengaruh pada pertembumbuhannya. “Karena tanpa cacat, manusia dilahirkan dengan jumlah sel otak yang sama. Bila jumlah selnya sama kenapa ada yang pintar, bodoh, ada yang pemalu, ada yang malu-maluin. Apa yang salah? Teryata apa yang anak rasakan, dengar, memberikan memori yang luar biasa, “ terang Agus.

Seringkali tingkah anak membuat orang tua tertegun dan pada akhirnya orang tua memberikan respon marah dan itu yang dinginkan anak. Agus mengemukakan, misalnya saja anak mengatakan kata-kata kasar, lalu orang tua langsung memberikan reaksi marah. Pada usia kanak-kanak, marah orang tua diartikan anak sebagai perhatian sehingga ia senang, bahwa apa yang dilakukanya tersebut menjadi perhatian orang, sehingga ia akan sering mengulanginya.

“Bila anak berbuat seperti itu, sebaiknya orang tua mengalihkan perhatian anak, jangan tanggapi kata-katanya, sehingga anak merasa kata-katanya tersebut tidak mendapat respon dan biasanya tidak akan mengulanginya lagi,” ujar dosen Universitas Negeri Jakarta ini.

Selain itu dalam mendidik anak harus menciptakan lingkungan yang baik, orang tua harus memberikan teladan. Ketika kita ingin anak belajar, maka ciptakanlah lingkungannya. “Untuk mendidik agar anak saya mau belajar, yang saya lakukan adalah saya membaca buku, ibunya juga seperti itu dan pengasuhnya membaca Koran, sehingga mau tidak mau dia juga akan ikut membaca,” ucapnya.

Metode Hypnoparenting

Masalah yang selalu dikeluhkan orang tua tentang anak mereka seakan-akan tidak pernah berakhir. Tak perlu cara ekstrim dalam mendidik anak. Keluhan orang tua terhadap perilaku anaknya seperti susah makan, malas belajar dan yang lainnya menurut Agus sebenarnya bisa diatasi dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan metode Hypnoparenting.

Apa itu Hypnoparenting? Yaitu satu metode untuk membantu menumbuhkembangkan kepribadian anak yang menggabungkan ilmu hypnosis dan parenting. Metode ini membimbing orang tua agar menjadi orang tua terbaik yang mampu menangani berbagai permasalahan dalam mendidik dan membesarkan anak.

Anda salah bila mengira cara ini sulit, hypnoparenting cukup mudah dilakukan, yaitu tata cara untuk berkomunikasi dengan otak, memasukan kata-kata sugesti dengan membisikan apa yang diharapkan orang tua. Bila anak susah makan bisikan kata-kata dengan menyebut namanya lalu katakan semakin hari semakin banyak makannya. “Andi semakin hari semakin banyak makannya,” ucap Agus mencontohkan. Lakukan kata-kata itu berulang atau bila anak malas belajar, katakana bahwa ia senang belajar.

Lalu kapan waktu membisikannya? Waktu yang tepat adalah saat kondisi otak alfa, kondisi rilek, nyaman. Berarti berkaitan erat dengan alam sadar dan bawah sadar. ketika anak dalam kondisi hendak tidur, saat anak sudah rilek tapi belum sampai tidur, namun ia sudah malas merespon karena sudah mengantuk.

Selain itu saat emosi anak meluap, yaitu saat sedih atau gembira. Misalnya ketika anak sedang melompat –lompat gembira, ucapkanlah kata-kata sugesti tersebut. Bisa juga saat anak sedih, misalnya terhayut acara tv, katakan padanya bahwa dia pasti bisa lebih baik dibandingkan tokoh dalam film tersebut.

Dengan hypnoparenting akan menghantarkan anak dalam pembentukan karakter dan kepribadian sebagai bekal menjadi diri mereka sendiri. Sehingga dikemudian hari, mereka mampu tampil sebagai pribadi yang baik, berguna bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. (Desi NLS)