Tuesday, September 9, 2008



DOMINASI ORANG TUA
MEMBENTUK KESUKSESAN

Ketika saya mulai menulis buku ini anak saya Citra Amalia Putri Sutiyono berusia 3,8 tahun dan semenjak usia 6 bulan kami sudah mulai membisikan ditelinganya setiap bangun tidur dengan kata-kata “ Terima kasih Ya Allah aku sehat, aku bahagia, aku pintar dan baik hati,” ini merupakan program dasar yang kami masukkan dalam alam bawah sadarnya, dan ternyata ini membentuk betul prilakunya. Citra tumbuh dengan emosi yang sangat seimbang.Dia sangat disenangi teman0-temanya baik yang sebaya maupun yang lebih besar. Hal menjadikan rumah kami seperti taman bermain (meskipun tidak setiap hari)

Ini adalah contoh kecil yang kami lakukan untuk membuat program berpikir dalam kehidupan diri kita dan keluarga. Karena saya juga melakukan hal yang sama ketika mau tidur dan bangu tidur. Ketika mau tidur saya dan istri saya membuat program..”Ya Allah aku siap menerima energy-Mu, dalam tidurku membuat semua sel dan organ tubuhkn menjadu sehat, mekanisme tubuhku bekerja untuk menormalkan darah, kolestrol, asam urat dan menyembuhkan berbagai penyakit yang aki derita baik fisik maupun psikis, aku akan terbangun dalam keadaan sehat walafiat, segar buhgar tanpa kekurangan satu apapun, Ya Allah Ijinkan ini terjadi…dengan rasa syukut dan keyakinan penuh terjadilah.

Subhanallah sampai saat ini saya terjaga dari berbagai macam penyakit atas ijin Allah. Ini bukan berarti tidak pernah sakit, kalau flu, masuk angin yang sekali-sekali pernah mengalami.

Begitu juga ketika terbangun dari tidur, langsung duduk meditasi dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Allah…Ya Allah terima kasih atas karunia yang Engkau berikan, kau berikan aku kesempatan menghirup udara-Mu hari ini, Ya Allah hari ini aku akan berbuat baik kepada semua orang, hari ini aku bahagia, kebahagiaan dan berkelimpahan datang dari segala arah dan penjuru dengan cara yang mudah dan sederhana…Ya Allah ijinkan ini terjadi…selesai saya memvisualisasikan apa yang ingin terjadi dalamn hari ini….luar biasa…Allah Maha Besar.

Merefleksikan dengan apa yang saya alami, saya mendapatkan sebuah kesadaran kosmik tentang pentingnya para orang tua mengetahui dan menerapkan pemahaman tentang proses penciptaan ini kepada putra-putrinya.

Allah mengatakan ,” Kalau saja manusia mau berfikir, maka akan terungkap begitu banyak rahasia yang Aku miliki,” kalimat inilah yang menjadi pintu masuk betapa pendidikan awal dirumah menjadi sangat luar biasa penting, karena Allah telah membekali dengan potensi yang sama kepada setiap manusia yang lahir kedunia.

Tanpa cacat keturunan manusia dilahirkan dengan jumlah sel otak yang sama, kalau jumlah sel otaknya sama kenapa kemudia muncul perbedaan-perbedaan dalam pertumbuhan. Kenapa ada yang pintar ? Kenapa ada yang bodoh ? Kenapa ada yang pemalu ? Kenapa ada yang engak tau malu ? Pertanyaan ini tentu saja muncul karena memang realitanya demikian. Padahal potensi yang dimiliki sama, kenapa lalu menghasilkan sesuatu yang berbeda. Dimana letak salahnya ?

Pintar, bodoh, pemalu, engak tau malu dan sebagainya adalah produk yang dihasilkan dari apa yang dia lihat, dia dengan dan dia rasakan dirumah. Ketika Allah menciptakan manusia sebaga Khalifah dimuka Bumi, maka infrastruktur yang paling lengkap telah disiapkan dalam diri manusia. Manusia dianugerahi dengan jumlah sel otak yang sama. Dalam didalam otak telah disiapkan energy yang setara dengan 1.5 juta megawaat daya listrik, sekarang tinggal bagaiman menggunkan kekuatan dahsyat tersebut untuk mewujudkan apapun yang kita inginkan dalam kehidupan ini.

Apakah kita termasuk keluarga besar yang memiliki beberapa putra-putri, bagaimanakah cara kita memperlakukan mereka ? Apakah kita pernah rebut mulut bahkan sampai adu fisik di depan putrea-putri kita. Apakah kita pernah membanding-bandingkan antara satu dengan yang lainnya, ataukah ada diantara putra-putri kita ada yang mendapat perlakuan istimewa. Banyak yang tidak menyadari bahwa kalau itu semua terjadi dan sering dialami dapat menjadi program yang buruk dalam pertumbuhan putra-putri kita. Lalu pertanyaan berikutnya berapa banyak orang tua yang mengerti dan paham bahwa hal-hal tersebut dapat berakibat buruk bagi pertumbuhan anak ? Inilah yang menjadi titik pangkal persoalan kenapa saat ini kita menghadapi begitu banyak persoalan dengan anak-anak kita.

Masa pertumbuhan otak dalam perkembangan anak-anak kita dimulai dari masa embrional (kehamilan)sehingga sejak masa ini orang tua sudah harus memahami apa saja yang boleh danb tidak boleh dia lakukan untuk menjaga pertumbuhan yang baik bagi janin. Komunikasi sudah mulai dilakukan, konflik diperkecil, emosi diminimalkan, lalu bangun kebiasaan-kebiasaan baik dan dialogkan dengan janin. Saat ini teknologi pendidikan sudah berkembang sedemikian rupa sehingga akan mempermudah bagi para orang tua untuk mempersiapkan sikecil sedini mungkin. Ikuti juga berbagai jenis seminar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mempersiapkan sukses masa depan bagi putra-putri kita.

Kalau jumlah sel otaknya sama, lalu muncul pertanyaan kenapa ada anak yang pintar ? Kenapa ada yang bodoh ? Kenapa ada yang pemalu ? Kenapa ada yang tidak tahu malu ? Ada apa ini kok potensinya sama hasilnya bias berbeda-beda. Ternyata yang menjadikan mereka pintar, bodoh, pamalu dan sebagainya bukan jumlah sel otaknya, tetapi sel syaraf tepi yang disebut dengan dendrite. Dendrit ini bias mati dan kabar buruknya kalau dendrite ini mati dia engak bias tumbuh lagi.

Hal-hal yang dapat mematikan dendrite ini adalah pola asuh yang salah, perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan, maka hati-hati dengan kata-kata, karena kata-kata adalah doa. Bagi orang tua sering tanpa sadar perlakuan-perlakuan ini terjadi dan terus menerus, seperti ungkapan bodoh kamu, nakal kami, gendut kamu, dasar item, kamu anak siapa serta berbagai kata-kata lainnya yang membuat stempel-stempel bagi anak-anak kita.

Perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan tadi membuat dendrite mati, kalau dendrite banyak yang mati pada Fungsi Motorik akan menjadikan anak-anak lambat, tidak cekatan (kalau bahasa jawa klelar-kleler) Kalau yang mati pada fungsi Sensorik akan menjadikan anak-anak tidak peka (Ndablek) Kalau yang mati pada fungsi luhur maka mengakibatkan anak berpotensi untuk memiliki penyakit insomnia, jantung dan berbagai penyakit lainnya. Ketika kita menyadari akan hal ini maka semakin jelas apa yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak.

No comments: